A. Latar belakang
Pada usia
prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya
kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah
ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang
dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah
usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang
juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Agar
mahasiswa lebih mengerti askep keluarga dengan anak diare.
2. Tujuan khusus
a. Untuk memberikan informasi kepada
mahasiswa mengenai teori/konsep dasar mengenai keperawatan keluarga dengan anak
diare.
b. Untuk memaparkan kepada mahasiswa,
tahap-tahap perkembangan keluarga dengan anak diare
c. Untuk menjelaskan kepada mahasiswa
bagaimana proses keperawatan yang berperan dalam kehidupan keluarga dengan anak
diare
d. Untuk menjelaskan kepada mahasiswa
tentang penatalaksanaan pada anak diare
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998) Sedangkan Diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan
normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
B. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Pasangan Yang Baru Menikah.
a. Menciptakan/membina Hubungan Yang
Hamonis/saling Menguntungkan
b. Belajar Saling Menyesuaikan Diri Dan
Mulai Kegiatan-kegiatan Rutin Secara Bersama
c. Membina Hubungan Yang Baik Dengan
Keluarga Pasangannya.
d. Pasangan Mulai Merencanakan Kapan
Mereka Memengiginkan Anak
e. Kontasepsi Apa Yang Akan Mereka
Pilih? Mencari Informasi Tentang Family Planning
a. Adaptasi Menjadi Orang Tua, Memenuhi
Kebutuhan Bayi/anak.
b. Peran Sebagai Suami Istri Sebagai
Ayah Dan Ibu.
c. Memenuhi Kebutuhan Anggota Keluarga
Baru.
d. Mempelajari Dan Menerima Pertumbuhan
Dan Perkembangan Anak.
3. Keluarga Dimana Anak Pertama Usia
Pra-sekolah
a. MengasuhAnak
b. Menyediakan Kebutuhan Anak
c. Persiapan Kelahiran Anak Berikutnya.
4. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
a. Sosialisasi Anak
b. Mendorong Anak Mencapai Prestasi
Disekolah
c. Memelihara Hubungan Perkawinan Yang
Harmonis.
d. Menjalin Kembali Hubungan Perkawinan
5. Keluarga Dengan Anak Pertama Usia
Remaja
Menjaga
Keseimbangan Tanggung jawab Dan Kebebasan Bagi Remaja dan terjadi Konflik
Antara Orang Tua Dan Remaja (Generation Gap)
6. Keluarga Dengan Anak Usia Dewasa
Muda
b. Melepaskan Anak Untuk Membina
Perkawinan
c. Orang Tua Membantu Anaknya Untuk
Tidak Tergantung
d. Menerima Anggota Keluarga Baru
e. Menghargai Nilai/sikap
f. Bapak Mencapai Puncak Karir
g. Lebih Banyak Menghabiskan Waktunya
Dengan Pekerjaan.
7. Orang Tua Dengan Usia Pertengahan
a. Menjalin Kembali Hubungan Perkawinan
b. Membina Hubungan Dengan Generasi
Baru
8. Keluarga Usia Tua
a. Penyesuaian Terhadap Pensiun
b. Penghasilan Yang Berkurang
c. Hidup Sendiri
d. Salah Satu Pasangan Meninggal
C. Tahap Perkembangan pada anak
1. Perkembangan Fungsi Mental dan
personality
a. Fase oral (0-1 tahun)
Positif :
Positif :
1) Memberikan kepuasan/kesenangan
2) Menghisap, menelan, memainkan bibir
3) Makan kenyang, tidur
Negatif
1) Mengigit, mengeluarkan air liur
2) Marah, menangis.
b. Fase anal (1-3 tahun)
Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus
Positif :
Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus
Positif :
BAB/BAK
dan senang melakukannya sendiri
Negatif :
Anak akan menahan dan mempermainkannya
Anak akan menahan dan mempermainkannya
c. Fase phalic (3-6 tahun)
1) Memegang genetalia
2) Oedipus complek
Positif :
1) Egosentris : sosial interaksi
2) Mempertahankan keinginanya.
2. Perkembangan Psikosial (Ericson)
a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)
1) Semua kebutuhan mutlak tergantung
pada orang lain
2) Rasa aman dan percaya mutlak pada
lingkungan
b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu
(1-3 tahun)
1) Alat gerak dan rasa, telah matang
2) Perkembangan otonomi berfokus pada
peningkatan kemampuan mengontrol tubuhnya, diri dan lingkungan.
3) Menyadari bahwa ia dapat menggunakan
kekuatannya untuk bergerak dan membuat sesuatu sesuai dengan
keinginannya.
c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6
tahun)
1) Anak belajar mengendalikan diri dan
memanipulasi lingkungan
2) Rasa inisiatif mulai menguasai anak
3) Anak mulai menuntut untuk melakukan
tugas
4) Kemampuan anak berbahasa meningkat
5) Rasa kecewa dan bersalah.
3. Perkembangan Kongnitif (Piaget)
a. Sensori motorik (lahir – 2 tahun
Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal lingkungan.
Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal lingkungan.
b. Pre operasional (2-7 tahun)
Anak mampu
menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan
datang.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia
Toddler
a. Masa mengeksplorasi lingkungan
b. Tugas tahap ini sukses membutuhkan
trust pada saat bayi dan bimbingan orang tua.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pra Sekolah (3-5 Tahun)
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal
yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola
sosialisasinya.
b. Anak sudah mulai mandiri dalam
merawat diri sendiri : mandi, makan, minum, mengosok gigi, BAB dan BAK, dll.
D. Etiologi
(Diare)
1. Faktor
infeksi
a. Infeksi
enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan
jamur (C. albicans).
b. Infeksi
parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya.
2. Faktor
Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor
Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor
Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare
ialah:
1. Gangguan
osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan
sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan
motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
F.
Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Pasien
mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena
kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan
tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul
oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
G.
Klasifikasi
diare
1.
Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 – 5 % dengan volume cairan
yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB.
2.
Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 – 9 % dengan volume cairan
yang hilang kurang dari 50 – 90 ml/kgBB.
3.
Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan volume
cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB.
H.
Komplikasi
1.
Dehidrasi (ringan, sedang, berat,
hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2.
Renjatan hipovolemik.
3.
Hipokalemia (dengan gejala mekorismus,
hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
4.
Hipoglikemia.
5.
Introleransi laktosa sekunder, sebagai
akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6.
Kejang terutama pada dehidrasi
hipertonik.
7.
Malnutrisi energi, protein,
karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.
I.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisagas darah.
3.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.
4.
Pemeriksaanelektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
J.
PENTALAKSANAAN
1.
Medis
Dasarpengobatan diare adalah:
Dasarpengobatan diare adalah:
a.
Pemberian cairan, jenis cairan, cara
memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1)
Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2)
Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
a)
Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan
3-10 kg
(1)
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3
tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus
1 ml=20 tetes).
(2)
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3
tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1
ml=20 tetes).
(3)
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
b)
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan
berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c)
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan
berat badan 15-25 kg
(1)
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5
tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
(2)
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5
tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
(3)
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per
oral.
d)
Untuk bayi baru lahir dengan berat badan
2-3 kg
(1)
Kebutuhan cairan: 125 ml
+ 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,jenis cairan 4:1(4 bagian glukosa 5%+1bagian
NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
(2)
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b.
Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
1)
Susu (ASI, susu formula yang mengandung
laktosa rendah dan lemak tak jenuh
2)
Makanan setengah padat (bubur atau
makanan padat (nasi tim)
3)
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang
atau tak jenuh.
c.
Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2.
Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhannutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasaaman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai prosespenyakit. Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhannutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasaaman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai prosespenyakit. Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
J.
Pengkajian
Pengkajian
(Anak Usia 3 Tahun):
1.
Keluhan Utama : Buang air berkali-kali
dengan konsistensi encer
2.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran
Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran
3.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
Meliputi pengkajian riwayat :
a.
Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
b.
Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang menolong persalinan, penyulit persalinan.
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang menolong persalinan, penyulit persalinan.
c.
Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg - 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
Berat badan nomal 2,5 Kg - 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
d.
Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.
e.
Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap sebelumnya.
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap sebelumnya.
f.
Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah
g.
Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
h.
Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
i.
Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg - 4 Kg. Berat badan bertambah 150 - 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.
Berat waktu lahir 2, 5 Kg - 4 Kg. Berat badan bertambah 150 - 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.
4.
Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.
5.
Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.
6.
Reaksi Hospitalisasi
a.
Kecemasan akan perpisahan : kehilangan
interaksi dari keluarga dan lingkungan yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas
dan sedih
b.
Perubahan pola kegiatan rutin
c.
Terbatasnya kemampuan untuk
berkomunikasi
d.
Kehilangan otonomi
e.
Takut keutuhan tubuh
f.
Penurunan mobilitas seperti kesempatan
untuk mempelajari dunianya dan terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan
kesenangannya
7.
Aktivitas Sehari-Hari
a.
Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun
adalah 110-120 ml/kg/hari
b.
Output cairan :
IWL
(Insensible Water Loss) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam, Suhu tubuh meningkat :
10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh - 36,8 oC), SWL (Sensible Water Loss) adalah
hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu
: Urine : 1 - 2 cc / Kg BB / 24 jam dan Faeces : 100 - 200 cc /24 jam
8.
Pemeriksaan
a.
Pemeriksaan Fisik:
1)
Tanda-tanda vital
Suhu badan : mengalami peningkatan
Nadi : cepat dan lemah
Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
Tekanan darah : menurun
Suhu badan : mengalami peningkatan
Nadi : cepat dan lemah
Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
Tekanan darah : menurun
2)
Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.
3)
Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas tambahan.
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas tambahan.
4)
Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
5)
Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
6)
Perkemihan
Volume diuresis menurun.
Volume diuresis menurun.
7)
Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
8)
Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
9)
Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
10)
Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
11)
Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
Tidak mengalami kelainan.
12)
Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
b.
Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
1)
Motorik Kasar
Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.
Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.
2)
Motorik Halus
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
3)
Personal Sosial
Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S
DI RT 04/RW VII KELURAHAN SETIOREJO
A.
Pengkajian Keluarga
Pengkajian dilakukan pada hari
sabtu, 30 maret 2012 di rumah keluarga Tn. S pukul 16.00 WIB.
- Data Umum
a.
Nama KK :
Tn . S
b.
Umur :
29 tahun
c.
Alamat :
RT 04/RW VII kelurahan
setiorejo
d.
Pekerjaan :
Wiraswasta
e.
Pendidikan :
SMA
- Komposisi keluarga
No
|
Nama
|
JK
|
Hub
|
Umur
|
Pend
|
IMUNISASI
|
|||||||||||
BCG
|
DPT
|
POLIO
|
Campak
|
Hepatitis
B
|
|||||||||||||
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
||||||||
1
|
Tn. S
|
L
|
Ayah
|
29
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Ny. Y
|
P
|
Ibu
|
26
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
An. A
|
L
|
Anak
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Genogram
|
|
Keterangan
: Laki laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah
: Klien
: meninggal
·
Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu, dan
anaknya
·
Suku bangsa
Keluarga Tn. S adalah suku
·
Agama
Keyakinan yang di anut keluarga Tn. S adalah islam. Tidak ada perbedaan
diantara anggota keluarga. Keluarga Tn. S setiap hari selalu menjaklankan
ibadah sholat walaupun tidak 5 waktu. Di sekitar tempat tinggalnya terdapat 1
mushola.
·
Status sosial ekonomi
Status ekonomi keluarga Tn. S yaitu menengah kebawah. Rumah Tn. S terbuat
dari geribik dan lantai terbuat dari semen. Tn. S menempuh pendidikan sampai
SMA, kini Tn. S bekerja sebagai petani. Tiap hari Tn. S bekerja dari pagi
sampai sore, tapi bila Tn. S merasa lelah Tn. S pulang untuk istirahat.
Penghasilan Tn. S per bulan kurang lebih
Rp 500.000,-
·
Aktivitas rekreasi keluarga
Karena Tn. S hidup di kelas ekonomi menengah kebawah, Mereka menganggap
berkumpul dengan keluarga dan tetangga sudah termasuk rekreasi. Jika ada waktu
luang keluarga Tn. S melihat TV dan berkumpul dengan keluarga dan tetangga.
B.
Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah Keluarga Dimana Anak Pertama
Usia Pra-sekolah:
a.
PengasuhAnak
b.
Menyediakan Kebutuhan Anak
c.
Persiapan Kelahiran Anak Berikutnya.
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Pada
tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dalam masa kelahiran anak
pertama adalah : Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
a.
Sosialisasi Anak
b.
Mendorong Anak Mencapai Prestasi Disekolah
c.
Memelihara Hubungan Perkawinan Yang Harmonis.
- Riwayat keluarga inti
Di dalam pengkajian didapat
-
Tn . S tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan
menular.
-
Ny. Y tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan
menular.
-
An. A tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan tetapi
mempunyai penyakit menular yaitu diare sejak 1 minggu yang lalau dan tidak di rawat inap di RS, kondisi An.A
lemas, rewel dan mual muntah. Keluarga menyatakan bahwa klien hanya diberi obat yang hanya dibelikan di
warung.
- Riwayat keluarga sebelumnya
Pada keluarga Tn. S tidak diketahui adanya riwayat penyakit keturunan
maupun menular. Sedangkan dari keluarga Ny. Y juga tidak diketahui adanya
penyakit keturunan dan menular.
C.
Data Lingkungan
- Karakteristik Rumah
Rumah Tn. S berukuran 5 x 14 m². Terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar
tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi. Rumah semi permanent, lantai dari
semen, 2 ventilasi dan 1 jendela kaca. Didalam rumah pencahayaan dari luar
kurang karena tidak ada jendela yang bisa dibuka. Jadi ruangan tampak kelap dan
pengap. Air yang digunakan untuk minum dan mandi sehari hari adalah air sumur.
Terdapat 2 pohon dan tanaman kecil kecil.
R. Depan : tampak
Kotor
R. Tamu : tampak
kotor dan berdebu
R. Tidur : Tempat
tidur terbuat dari kayu dan kasur terbuat dari kapas. Kamar tidak tertata rapi.
R. Dapur : Dapur
tampak kotor karena barang-barang memasak ditaruh di sembarang tempat.
Kamar Mandi : Kamar
mandi terdiri dari 1 bak mandi dan 1 WC, keadaan air didalam bak mandi tampak
kotor.
Jendela : Jendela
dirumah hanya ada 1, ventilasi kurang dan jendela terbuat dari kaca
sehingga tidak bisa dibuka
2.
Denah rumah
|
||||||||
|
- Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn. S berada pada lingkungan yang bermata pencaharian petani.
Keluarga Tn. S mengikuti kegiatan yang diadakan di kampungnya seperti
pengajian, arisan, dll.
- Mobilitas geografis keluarga
Tn. S beserta keluarganya sudah lama tinggal di RW 7, karena orang tua
asli penduduk situ. Jarak antara rumah Tn. S dan puskesmas lumayan jauh.
- Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. S setiap hari kumpul dengan tetangga, antara tetangga satu
dengan yang lainnya saling menghormati.
- Sistem pendukung keluarga
Pada saat pengkajian di keluarga Tn. S yang tampak sakit adalah An. A
dengan diare. Biasanya kalau ada keluarga yang sakit hanya di belikan obat di warung
terdekat.
D.
Struktur Keluarga
- Pola komunikasi keluarga
Komunikasi sehari hari yang biasa digunakan di keluarga Tn. S adalah
jawa.
- Struktur kekuatan keluarga
Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai.
- Struktur peran
a. Tn.
S
Tn. S berperan sebagai
kepala keluarga, suami dan pencari
nafkah.
b. Ny.
I
Ny. I berperan sebagai
ibu rumah tangga.
c. An.
A
An. A berperan sebagai
anak
- Nilai dan norma keluarga
Kebiasaan makan keluarga Tn. S biasanya menggunakan sendok dan kadang
menggunakan tangan. Keluarga Tn. S jarang mencuci tangan sebelum makan karena
kadang lupa.
E.
Fungsi Keluarga
- Fungsi afektif
Antar anggota keluarga sangat ramah dan menghormati. Keluarga Tn. S
memperhatikan An.A yang sedang sakit diare.
- Fungsi sosial
Antar keluarga, tetangga tidak ada masalah dalam bersosialisasi.
- Fungsi perawatan kesehatan
a.
Kemampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
Dari pengkajian keluarga tidak mampu mengenal masalah yang terjadi pada
An. A, itu terbukti bahwa saat ditanya penyakit anaknya keluarga tidak mampu
menjawab
b.
Kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
keluarga tidak mampu merawat anaknya yang sakit. Itu terbukti diare
berlangsung sampai dengan 1 minggu.
c.
Kemampuan
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat.
Keluarga tidak mampu mengambil keputusan, itu terbukti saat keluarga
hanya membelikan obat di warung.
d.
Kemampuan
keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan.
Keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan, itu terbukti saat observasi
lingkungan rumah tampak kotor.
Perabotan rumah tangga berserakan dimana-mana dan banyak debu.
e.
Kemampuan
keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan.
Keluarga belum memanfaatkan fasilitas
kesehatan, itu terbukti bahwa keluarga tidak memeriksakan langsung penyakit
anaknya ke puskesmas.
f.
Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. S menggunakan penghasilan yang diperoleh untuk membiayai kebutuhan sehari hari.
F.
Stress Dan Koping Keluarga
- Stresor jangka pendek dan panjang
Untuk saat ini keluarga Tn. S tidak memeriksakan ke puskesmas karena
lokasi cukup jauh tetapi Keluarga Tn. S mengatakan sangat khawatir kalau penyakit An. A tidak sembuh sembuh.
- Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Keluarga Tn. S menyadari bahwa An. A diare, untuk itu Keluarga membelikan
obat di warung.
- Strategi koping yang digunakan
Cara menghadapi
masalah adalah musyawarah bersama anggota keluarga.
G. Pemeriksaan Fisik
Px. Fisik
|
Tn. S
|
Ny. Y
|
An. A
|
TD
|
130/80 mmHg
|
120/80 mmHg
|
-
|
Nadi
|
80x/mnt
|
82x/mnt
|
97x/mnt
|
Suhu
|
36ºC
|
36,5
ºC
|
37,5
ºC
|
Kepala
|
Mesocepal,
rambut bersih, warna hitam
|
Mesocepal,
rambut bersih, warna hitam
|
Mesocepal,
rambut bersih, warna hitam
|
Mata
|
Simetris,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
|
Simetris,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
|
Simetris,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
|
Hidung
|
Bersih,
fungsi penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung
|
Bersih,
fungsi penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung
|
Bersih,
fungsi penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung
|
Telinga
|
Bersih,
simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
|
Bersih,
simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
|
Bersih,
simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
|
Mulut
|
Bersih,
sietris, mukosa bibir lembab
|
Bersih,
sietris, mukosa bibir lembab
|
Bersih,
sietris, mukosa bibir kering
|
Leher
|
Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
|
Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
|
Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
|
Dada
Paru-paru
|
Pergerakan
paru simetris, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Auskultasi paru
vaskuler
|
Pergerakan
paru simetris, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Auskultasi paru
vaskuler
|
Pergerakan
paru simetris, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Auskultasi paru
vaskuler
|
Jantung
|
Ictus
cordis tidak tampak, bunyi jantung I,II murni
|
Ictus
cordis tidak tampak, , bunyi jantung I,II murni
|
Ictus
cordis tidak tampak, bunyi jantung I,II murni
|
Abdomen
|
Datar,
simetris, tidak ada nyeri tekan
|
Datar,
simetris, tidak ada nyeri tekan
|
Datar,
simetris, ada nyeri tekan
|
Ekstrimitas
|
Tidak
ada varises, tidak ada udema
|
Tidak
ada varises, tidak ada udema
|
Tidak
ada varises, tidak ada udema
|
Genitalia
|
Bersih,
jenis kelamin laki-laki
|
Bersih,
jenis kelamin perempuan
|
Bersih,
jenis kelamin laki-laki
|
Analisa
Data
No
|
Data
|
Problem
|
Etiologi
|
1
|
Ds :
-
Ny. I mengatakan bahwa An. A BAB cair
6 x per hari dengan konsistensi cair, bau khas tidak ada lendir.
-
Ny. I mengatakan anaknya panas dan muntah
-
Keluarga mengatakan kalau anaknya belum dibawa ke puskesmas
-
Keluarga mengatakan An. A hanya di beri obat yang beli di warung
DO :
- An. A tampak lemah
|
cairan dan elektrolit kurang dari
kebutuhan tubuh
|
Ketidak mampuan keluarga dalam
mengambil keputusan
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan
|
2
|
Ds :
- Tn. S mengatakan makanan
di meja makan tidak ditutupi
- Keluarga mengatakan tidak pernah
cuci tangan sebelum makan karena lupa
DO :
- Rumah klien tampak kotor dan
berdebu
|
Resti penularan penyakit diare
|
Skoring dan Prioritas Masalah
1. cairan
dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidak mampuan
keluarga dalam mengambil keputusan
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
Nilai
|
Pembenaran
|
1. Sifat masalah
|
3/3
|
1
|
1
|
Aktual
|
2. Kemungkinan masalah untuk diubah
|
|
2
|
1
|
Keluarga mampu memberikan makanan yang cukup dan bersih
serta minum yang cukup.
|
3. Potensi masalah untuk dicegah
|
|
1
|
1
|
Masalah dapat dicegah karena kebutuhan cairan dapat dicegah
dengan cara minum air yang banyak dan memberikan LGG
|
4. Menonjolnya masalah
|
2/2
|
1
|
1
|
Keluarga dan pasien menyadari akan pentingnya kesehatan
|
Jumlah
|
4
|
|
2. Resti
penularan penyakit diare berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
Nilai
|
Pembenaran
|
1. Sifat masalah
|
2/2
|
1
|
1
|
Penularan dapat dicegah jika keluarga mendapatkan informasi
|
2. Kemungkinan masalah untuk diubah
|
½
|
2
|
1
|
- Keluarga belum mengetahui
tentang cara penularan diare
- Keluarga tidak bisa
memodifikasi lingkungan
|
3. Potensi masalah untuk dicegah
|
2/3
|
1
|
2/3
|
Masalah dapat dicegah bila keluarga dapat diberi
pengetahuan tentang cara pencegahan penularan diare
|
4. Menonjolnya masalah
|
2/2
|
1
|
1
|
Keluarga merasa masalah dapat dicegah bila keluarga
mendapatkan informasi
|
Jumlah
|
3 2/3
|
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. cairan
dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidak mampuan
keluarga dalam mengambil keputusan
2. Resti
penularan penyakit diare berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
No comments:
Post a Comment