A. Latar belakang
Seseorang perempuan akan
memperoleh derajat kesehatan reproduksi yang optimal apabila energi vital
didalam tubuhnya baik. Energi vital ini diperoleh seseorang dari orang tua,
makanan, minuman, hawa udara dan lingkungan yang menunjangnya. Kalau salah satu
faktor tersebut tidak berkualitas baik, maka pembentukan energi vital tidak
sempurna dan menyebabkan munculnya keluhan-keluhan fisik atau mental yang lazim
disebut sakit (illness). Karena kualitas energi vital tidak baik maka beberapa
organ tubuh akan tererang oleh penyakit. Faktor resiko terhadap penyakit pun
menjadi sesuatu yang mesti diperhatikan terutama penyakit seperti kanker atau
tumor yang makin lama makin banyak penderitanya. Terlebih pada organ tubuh pada
wanita terutama organ kelamin. Organ
kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ genitalia
eksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah satunya
adalah kanker atau tumor yang dapat mengenai organ genitalia interna maupun
eksterna dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya.
B. Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui jenis-jenis kanker atau tumor yang sering menyerang organ reproduksi
wanita
2.
Untuk
mengetahui penyebab dan tanda gejala kanker atau tumor yang sering menyerang
organ reproduksi wanita
3.
Untuk
mengetahui ciri-ciri kanker atau tumor yang sering menyerang organ reproduksi
wanita
4.
Untuk
mengetahui penatalaksanaan kanker atau tumor yang sering menyerang organ
reproduksi wanita
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Ginekologi
onkologi
adalah cabang ilmu kesehatan yang berkaitan dengan operasi dan pengawasan semua
aspek dari pengobatan kanker pada organ reproduksi wanita. Sedangkan Pengertian ginekologi
Adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari penyakit-penyakit system reproduksi wanita.
B. Penyakit pada organ reproduksi wanita
1. Mioma
Mioma
adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Biasa disebut
mioma atau myom atau tumor
otot rahim. Tumor ini letaknya pada alat reproduksi wanita. Jumlah penderita
belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan
sehingga tidak segera memeriksakannya ke dokter, namun diperkirakan sekitar
20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun. Asal mulanya penyakit
mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan
pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan
mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot
kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh
lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya
berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause). Sering
kali tumor jinak rahim ke arah rongga ini membesar dan bertumbuh keluar dari
mulut rahim. Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, teraba
seperti kenyal, bentuknya bulat dan berbenjol-benjol sesuai ukuran tumor.
Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5
kilogram atau lebih.
Berdasarkan
lokasinya mioma dibagi dalam tiga jenis:
a. Pertumbuhan
tetap di dalam dinding rahim
b. Pertumbuhan
ke arah rongga rahim
c. Pertumbuhan
ke arah permukaan dinding rahim
Pengaruh
Mioma uteri dan kehamilan :
a. Infertilitas
b. Abortus
meningkat
c. Gangguan
letak
d. Gangguan
kemajuan persalinan
e. inersia, perdarahan post partumà Gangguan
kontraksi
f. Gangguan
involusi
Pengaruh
Kehamilan terhadap mioma :
a. membesar lebih cepat
b. gangguan vaskularisasi, Torsi: Degenerasi
merah oleh karena nekrosis
c. evaluasi tiap 3-6 bulan, Therapi: tanpa
pengobatan
d. Ekstirpasi,
Operatif
e. Miomektomi
f. Histerektomi
Komplikasi:
a. Leiomiomasarkoma
(0,3 – 0,6% dari mioma) Degenerasi ganas
tetap terjadi pembesaran, Torsi, Mioma bertangkai, Sindroma akut abdomen dan perlu Curiga jika: Cepat membesar, Saat menopause
Gejala:
tetap terjadi pembesaran, Torsi, Mioma bertangkai, Sindroma akut abdomen dan perlu Curiga jika: Cepat membesar, Saat menopause
Gejala:
1) 50%
tak bergejala
2) Perdarahan
abnormal
3) Hipermenorea
4) Menoragia
5) Metroragia
b. hiperplasi
endometrii. Permukaan endometrium menjadi luas, kontraksi tak optimal
c. Nyeri
d. Gangguan
sirkulasi, nekrosis, peradangan, distensi jaringan sekitar
e. Gejala
penekanan
f. Obstipasi,
poliuria, retensi urine, rektum, Vesika urinaria
g. Infertilitas
dan abortus
Gejala dan ciri – ciri mioma :
Gejala
dan ciri – ciri mioma uteri tergantung besar dan kecilnya tumor serta arah
pertumbuhannya. Gejala mioma uteri juga sangat dipengaruhi oleh siklus haid
karena mioma uteri sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Umumnya mioma uteri
tidak menimbulkan gejala jika besarnya tumor masih kecil. Gejala akan muncul
jika telah terjadi desakan tumor mioma uteri ke organ sekitarnya. Umumnya
gejala mioma uteri adalah :
a. Hipermenore
( darah haid yang berlebihan).
b. Dismenore
(nyeri haid).
c. Nyeri
pada bagian bawah abdomen (perut) akibat penekanan dan terputarnya tangkal
mioma uteri.
d. Perdarahan
vagina di luar masa haid dan tidak beraturan.
e. Anemia.
f. Gangguan
BAB dan BAK jika mioma uteri telah menekan kandung kemih, ureter (saluran
kencing), rektum (usus besar) dan organ rongga panggul lainnya.
g. Kesulitan
memiliki anak karena mioma uteri menyumbat saluran tuba dan kesulitan terjadi
implantasi karena adanya mioma uteri pada dinding rahim.
h. Adanya
gangguan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan kontraksi
rahim, perdarahan disertai nyeri dan resiko keguguran pada masa kehamilan.
i. Perdarahan
yang banyak dan gangguan pelepasan plasenta pasca melahirkan.
Sering kali penderita merasa
nyeri akibat miom mengalami degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada
mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Pasangan suami istri sering kali sulit
untuk punya anak (infertilitas) disebabkan gangguan pada tuba, gangguan
implantasi pada endometrium, penyumbatan, dan sebagainya.
Mioma Uteri dapat mengganggu
kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya
jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak
setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan
keguguran. Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak memperparah Mioma Uteri.
Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan
dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri.
Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor bisa terputar. Solusi pengobatan alternatif untuk
penyakit miom atau mioma dengan jelly gamat:
Obat alami miom
atau obat tradisional myoma adalah jelly gamat gold-g dari
ekstrak teripang atau gamat dalam bahasa malaysia .yang aman dikonsumsi tanpa
efek samping dan terbukti berkhasiat ,menjaga tumbuhnya miom atau myoma serta
mampu mengobati miom. Kandungan filinopsida A dalam teripang pun ampuh menekan
pertumbuhan tumor. Musababnya filinopsida bersifat ant iangiogenesis al ias
mencegah pembentukan pembuluh darah mikro baru. Akibatnya sel tumor gagal
berkembang dan mati akibat tak mendapatkan pasokan nutrisi. Itu masih diimbangi
oleh khasiat spirulina yang kaya antioksidan.
2. Tumor Vulva
a. Jinak :
1)
Kistik
a)
Kista
kelenjar Bartholini
Dapat
berasal dari bartholinitis kronis. Teraba sebagai suatu tonjolan pada bagian
belakang dari lobus majus, mudah digerakkan. Umumnya tidak memberikan keluhan,
tetapi kadang-kadang mengalami pernanahan.
Terapi
:
(1) Ekstirpasi
(2) Harus dapat diangkat seluruhnya,
sebab dapat menyebabkan residif.
b)
Kista
kel. Sebacea
Terjadi
akibat penyumbatan dari kel.sebacea yang meradang. Biasannya terjadi pada
bagian dalam dari labia minora atau mayora
c)
Kista
inclusi epidermal
Kadang-kadang
ditemukan dekat uretra atau bagian dalam dari labia minora, agaknya berasal
dari jaringan embryonal.
d) Kista saluran wolff
Sebagai
sisa dari mesonephron, jarang sekali tampak dari vulva kecuali bila ukurannya
cukup besar.
e)
Kista
salurann nuck
Lig.
Rotundum yang berinsersi pada labium majus, membawa elemen peritonium.
Kadang-kadang bagian ini terlepas dari perlekatannya dan berisi cairan,
sehingga timbul kista yang merupakan benjolan di labium.
f)
Endometriosis
Jarang
terjadi, biasanya timbul pada daerah kel. Bartholini. Pada tiap haid akan
terasa sakit.
2) Solid
a)
Fibroma
Berasal
dari jaringan fibreus dari vulva biasanya berukuran kecil atau sedang, dan
bertangkai. Satu-satunya terapi yaitu operasi
b) Lipoma
Jarang
terjadi dan hampir menyerupai fibroma. Terapinya yaitu operasi
c)
Condyloma
acuminata
Penyebabnya
ialah virus terjadi kalau vulva terus menerus dibasahin oleh flour. Tumbuh
seperti jengger ayam dan dapat menghalangi persalinan
d) Angioma
Jarang
terjadi. Dapat disebabkan oleh iritasi popok, urine, dan feses.sifatnya
kongenital dan dapat menghilang bila anak menjadi dewasa
e)
Hydradenoma
Berasal
dari kel. Peluh vulva tampak sebagai benjolan kecil. Bentuk dan konsistensi
menyerupai fibroma. Umumnya tidak menunjukkan gejala yang berarti namun sering
terasa gatal.
f)
Granular
cell myoblastoma
Berasal
dari selaput myelin syaraf.
g)
Nevus
Sering
terjadi dan disebabkan oleh iritasi.
b. Ganas
Carsinoma
vulvae
1)
Ca
in situ
Lebih
jarang daripada ca in situ servix. Sifatnya pun hampir sama misalnya ditemukan
aktifitas mitose yang abnormal dari lapisan epitel, hanya saja disini jenisnya
spinal, dan pula masih ditemukan tanda-tanda diferensiasi dari sel komponen
walaupun jelas adanya anaplasia intraepitelia.
2)
Ca
infasif
Merupakan
penyakit wanita tua dan frekuensi tertinggi ialah pada umur 70 tahun. Jenis
histologisnya yang sering ditemukan ialah squamous cell ca.
3)
Ca
sel basal
Jarang
terjadi. Tampak sebagai ulcus dengan pinggir yang melipat. Dalam pertumbuhannya
vulva ca makin lama makin besar, dengan pertambahan indurasi, ulcerasi dan
oedem. Bila dibiarkan dapat merusak seluruh vulva. Gejalannya mula-mula berupa
rasa sakit dan gatal. Pada stadium lebih lanjut sakitnya makin hebat. Terapinya
adalah operasi dan radioterapi.
3. Kanker payudara
Kanker
Payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau
perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, Hal ini bisa
terjadi terhadap wanita maupun pria. Dari seluruh penjuru dunia, penyakir
kanker payudara (Breast Cancer/Carcinoma mammae) diberitakan sebagai salah satu
penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomor lima (5) setelah ; kaker paru,
kanker rahim, kanker hati dan kanker usus. Kanker payudara adalah kanker pada jaringan
payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum
pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil
dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan
dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi. Diagnosa Penyakit
Kanker Payudara: Penyakit kanker payudara dapat diketahui dengan pasti dengan
cara pengambilan sample jaringan sel payudara yang mengalami pembenjolan
(tindakan biopsi). Dengan cara ini akan diketahui jenis pertumbuhan sel yang
dialami, apakah bersifat tumor jinak atau tumor ganas (kanker).
Type
Penyakit Kanker Payudara Melalui pemeriksaan yang di sebut dengan mammograms,
maka type kanker payudara ini dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu :
a. Kanker payudara non invasive, kanker
yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara alveolus (kelenjar
yang memproduksi susu) dan puting payudara}. Dalam bahasa kedokteran disebut
‘ductal carcinoma in situ’ (DCIS), yang mana kanker belum menyebar ke bagian
luar jaringan kantung susu.
b. Kanker payudara invasive, kanker
yang telah menyebar keluar bagian kantung susu dan menyerang jaringan
sekitarnya bahkan dapat menyebabkan penyebaran (metastase) kebagian tubuh
lainnya seperti kelenjar lympa dan lainnya melalui peredaran darah.
Pencegahan
Penyakit Kanker Payudara :
Bagi
anda yang merasakan ada hal yang tampak berbeda pada payudara, segeralah
memeriksakannya ke dokter jangan sampai terlambat. Misalnya adanya pembesaran
sebelah, adanya benjolan disekitar payudara, nyeri terus menerus pada puting
susu dan sebagainya seperti pada keterangan tanda dan gejala payudara diatas.
Tindakan lain yang bisa anda lakukan adalah Hindari kegemukan, Kurangi makan
lemak, Usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C,
Jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap, Olahraga secara
teratur, dan Check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur.
Penanganan
dan Pengobatan Penyakit Kanker Payudara:
Penanganan
dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang
dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker
payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan
kedokter atas kelainan yang dihadapinya.penanganan yang dapat dilakukan adalah
:
a. Pembedahan, Pada kanker payudara
yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah tindakan yang tepat. Dokter
akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya
dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan
pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya ;
1)
Radical
Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi
ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy
direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya
di pinggir payudara.
2)
Total
Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjar di ketiak.
3)
Modified
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di
sekitar ketiak.
b. Radiotherapy (Penyinaran/radiasi),
yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa
di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara
menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari
radiasi.
c. Therapy Hormon, Hal ini dikenal
sebagai ‘Therapy anti-estrogen’ yang system kerjanya memblock kemampuan hormon
estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
d. Chemotherapy, Ini merupakan proses
pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau
melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan
mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian
tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah
serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat
kemoterapi.
e. Pengobatan Herceptin, adalah therapy
biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang
mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran sel
cancernya.
4. Tumor Vagina
a. Jinak
Kista
vagina :
1) Kista inclusi
Terjadi
pada dinding bagian bawah, umumnya dibagian posterior, timbulnya dari inclusi
dibawah permukaan mucosa, sebagai akibat dari laserasi perineal atau
penyembuhan yang kurang baik pada perineoplastik.
2) Kista gartner
Berasal
dari sisa saluran wolff, yang berjalan dibagian lateral depan dari dinding
vagina. Umumnya terletak pada bagian anterolateral. Hampir tidak ada gejala dan
diketahui secara tidak sengaja.
b. ganas
1) carsinoma primer
lebih
jarang terjadi dari ca vulva, hampir selalu dari jaringan epidermis. Hanya
kadng-kadang saja ditemukan jenis adenokarsinoma. Umumnya terletak pada dinding
belakang. Pada stadium lebih lanjut dapat mengadakan penetrasi ke rektum
sehingga menimbulkan fistel rectovagina. Terapinya yaitu operasi dan
radioterapi.
2) carsinoma insitu
bisa
terjadi sebagai ca primer vagina, bersamaan sebagai lanjutan ca intraepitelial
dari cervix, dan akibat ca cervix yang infasif. Terapinya radioterapi dan
vaginektomi total.
3) carsinoma sekunder
sering
terjadi. Dapat merupakan metastase dari ca servix, ca corpus, dan chorio
carcinoma
4) sarcoma
jarang
ditemukan tetapi dapat terjadi pada semua umur. Yang terkenal mempunyai bentuk
anggur seperti jenis Sarcoma botryoides. Mulanya disangka berasal daricervix
uteri namun akhir-akhir ini diketahui berasal dari vagina. Umumnya jenis tumor
ini terdapat pada bayi walaupun kadang-kadang ditemukan pula pada wanita
dewasa. Bentuknya menyerupai anggur berwarna merah jambu. Pada stadium lebih
lanjut seluruh vagina dapat dikenai dengan disertai metastase ke servix,
parametrium dan abdomen.
5. Tumor Servix
a. Jinak
1) Candilomata acuminata
Jarang
terjadi. Biasanya pada wanita dengan leucorrhoe yang banyak.
2) Polyp servix
Umumnya
bertangkai berasal dari mucosa intraservical tapi kadang-kadang dapat tumbuh
dari daerah portio.
b. ganas
1) carsinoma servix
ca
servix lebih mematikan dari pada ca jenis lain.
Faktor-faktor
etiologi
a) faktor sosial
menurut
penilitian ca servix pada wanita yahudi jauh lebih rendah ketimbang wanita
kulit putih. Banyak yang beranggapan laki-laki yang disunat dan tidak ada
pengaruhnya dengan terjadinya ca servix namun ini salah besar yang mana tidak
ada hubungannya antara laki-laki yang disunat dan yang tidak. Yang berpengaruh
yaitu adanya hubungan antara kawin muda dan coitus pertama yang mana pada umur
antara 15-20 tahun merupakan periode yang rentan.
b) Faktor-faktor lain
Jenis
bentuk patologi
(1) Berasl dari portio (cervix pars
vaginalis) disebut: squamous cell atau epidermoid ca. Jenis ini sering terjadi.
(2) Barasal dari canalis cervicalis
disebut adenocarsinoma.
2) ca epidermoid
a) stadium preklinis
b) stadium permulaan (early stage)
tampak
sebagai lesi disekitar ostium externum, pada batas kedua jenis epitel.
Kadang-kadang permukaannya ditutup oleh pertumbuhan yang papiler.
c) Stadium setengah lanjut (moderately
advanced stage)
Telah
mengenai sebagian besar atau seluruh bibir portio.bentuknya seperti bloemkool
yang sering disebut everting atau exophytic.
d) Stadium lanjut (advanced stage)
Terjadi
pengrusakan dari jaringan servix sehingga tampaknya seperti ulkus dengan
jaringan yang rapuh dan mudah berdarah. Vagina disekitarnya jadi keras, juga
lig.latum sebagai akibat infiltrasi jaringan ca dan juga karena infeksi.
Metastase dapat mencapai hepar, paru-paru, otak dan lain-lain.
3) adenocarsinoma servix
lebih
jarang terjadi dibandingkan ca yang lain. Biasanya mulai tumbuh dari canalis
cervicalis. Kadang-kadang mulai dekat ostium externum, untuk kemudian tumbuh
menonjol keluar.
4) adenoacanthoma cervix
ialah
suatu penyakit adenomateus yang maligna disertai dengan metaplasia epitel
gepeng yang jinak. Dapat terjadi secara primer dari servix atau sebagai
metastase dari ca corpus.
6.
Tumor
corpus uteri
a. Hyperplasia endometrium
Hiperplasia endometrium adalah suatu
masalah dimana terjadi penebalan/pertumbuhan berlebihan dari lapisan dinding
dalam rahim (endometrium), yang biasanya mengelupas pada saat menstruasi.
Hiperplasia endometrium biasa terjadi akibat rangsangan / stimulasi hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh progesteron. Pada masa remaja dan beberapa tahun sebelum menopause sering terjadi siklus yang tidak berovulasi sehingga pada masa ini estrogen tidak diimbangi oleh progesteron dan terjadilah hiperplasia. Kejadian ini juga sering terjadi pada ovarium polikistik yang ditandai dengan kurangnya kesuburan (sulit hamil). Gejala dari hiperplasia endometrium, antara lain : siklus menstruasi tak teratur, tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore) ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak. Selain itu, akan sering mengalami plek bahkan muncul gangguan sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya. Dampak berkelanjutan dari penyakit ini, adalah penderita bisa mengalami kesulitan hamil dan terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena biasanya terjadi perdarahan yang cukup parah. Penebalan pada lapisan dinding dalam rahim terjadi karena kerja hormon estrogen. Makanya, jika terjadi penebalan berlebih itu menunjukkan adanya peningkatan berlebih dari kadar hormon estrogen itu sendiri. Pada kasus umum, peningkatan hormon estrogen bisa terjadi akibat dipicu oleh tumbuhnya kista. Pada kasus lain, penebalan dinding rahim juga terjadi karena faktor ketidakseimbangan hormonal dimana peningkatan hormon estrogen tak diimbangi oleh peningkatan progesteron. Kondisi ini juga biasanya dialami oleh wanita yang tergolong berbadan gemuk karena produksi estrogennya berlebihan. Jadi, hiperplasia endometrium sebenarnya bisa dialami siapa pun, baik yang sudah memiliki anak maupun belum.
Terjadinya penebalan dinding rahim bisa diketahui dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Namun untuk memastikannya perlu dilakukan kuratase. Hasil kuretan dinding rahim akan dikirim ke bagian Patologi Anatomi untuk didiagnosa lebih lanjut.
Berdasarkan kajian medis, gangguan penebalan dinding rahim ini bisa dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
Hiperplasia endometrium biasa terjadi akibat rangsangan / stimulasi hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh progesteron. Pada masa remaja dan beberapa tahun sebelum menopause sering terjadi siklus yang tidak berovulasi sehingga pada masa ini estrogen tidak diimbangi oleh progesteron dan terjadilah hiperplasia. Kejadian ini juga sering terjadi pada ovarium polikistik yang ditandai dengan kurangnya kesuburan (sulit hamil). Gejala dari hiperplasia endometrium, antara lain : siklus menstruasi tak teratur, tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore) ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak. Selain itu, akan sering mengalami plek bahkan muncul gangguan sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya. Dampak berkelanjutan dari penyakit ini, adalah penderita bisa mengalami kesulitan hamil dan terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena biasanya terjadi perdarahan yang cukup parah. Penebalan pada lapisan dinding dalam rahim terjadi karena kerja hormon estrogen. Makanya, jika terjadi penebalan berlebih itu menunjukkan adanya peningkatan berlebih dari kadar hormon estrogen itu sendiri. Pada kasus umum, peningkatan hormon estrogen bisa terjadi akibat dipicu oleh tumbuhnya kista. Pada kasus lain, penebalan dinding rahim juga terjadi karena faktor ketidakseimbangan hormonal dimana peningkatan hormon estrogen tak diimbangi oleh peningkatan progesteron. Kondisi ini juga biasanya dialami oleh wanita yang tergolong berbadan gemuk karena produksi estrogennya berlebihan. Jadi, hiperplasia endometrium sebenarnya bisa dialami siapa pun, baik yang sudah memiliki anak maupun belum.
Terjadinya penebalan dinding rahim bisa diketahui dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Namun untuk memastikannya perlu dilakukan kuratase. Hasil kuretan dinding rahim akan dikirim ke bagian Patologi Anatomi untuk didiagnosa lebih lanjut.
Berdasarkan kajian medis, gangguan penebalan dinding rahim ini bisa dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
1)
Simplek : kategori ringan dan tak akan
berakhir dengan keganasan sehingga penderita tetap masih bisa hamil.
2)
Kistik / Kelenjar / Adenomatous: juga
tergolong tidak berbahaya.
3)
Atipik : kategori berbahaya, biasanya
merupakan cikal bakal terjadinya kanker. Ini yang perlu diwaspadai.
Terapi atau pengobatan bagi penderita
hiperplasia, antara lain sebagai berikut:
1) Tindakan
kuratase selain untuk menegakkan diagnosa sekaligus sebagai terapi untuk
menghentikan perdarahan.\
2) Selanjutnya
adalah terapi progesteron untuk menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh.
Namun perlu diketahui kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, di antaranya
mual, muntah, pusing, dan sebagainya. Rata-rata dengan pengobatan hormonal
sekitar 3-4 bulan, gangguan penebalan dinding rahim sudah bisa diatasi.
3) Jika
pengobatan hormonal yang dijalani tak juga menghasilkan perbaikan, biasanya
akan diganti dengan obat-obatan lain.
Tanda kesembuhan penyakit hiperplasia endometrium yaitu siklus haid kembali normal.
Jika sudah dinyatakan sembuh, ibu sudah bisa mempersiapkan diri untuk kembali menjalani kehamilan. Namun alangkah baiknya jika terlebih dahulu memeriksakan diri pada dokter. Terutama pemeriksaan bagaimana fungsi endometrium, apakah salurannya baik, apakah memiliki sel telur dan sebagainya.
Tanda kesembuhan penyakit hiperplasia endometrium yaitu siklus haid kembali normal.
Jika sudah dinyatakan sembuh, ibu sudah bisa mempersiapkan diri untuk kembali menjalani kehamilan. Namun alangkah baiknya jika terlebih dahulu memeriksakan diri pada dokter. Terutama pemeriksaan bagaimana fungsi endometrium, apakah salurannya baik, apakah memiliki sel telur dan sebagainya.
4) Khusus
bagi penderita hiperplasia kategori atipik, jika memang terdeteksi ada kanker,
maka jalan satu-satunya adalah menjalani operasi pengangkatan rahim. Penyakit
hiperplasia endometrium cukup merupakan momok bagi kaum perempuan dan kasus
seperti ini cukup dibilang kasus yang sering terjadi, maka dari itu akan lebih
baik jika bisa dilakukan pencegahan yang efektif.
Pada
sejumlah wanita yang memiliki resiko tinggi :
1) Sekitar usia menopause
2) Didahului dengan terlambat haid atau
amenorea
3) Obesitas ( konversi perifer androgen
menjadi estrogen dalam jaringan lemak )
4) Penderita Diabetes melitus
5) Pengguna estrogen dalam jangka panjang
tanpa disertai pemberian progestin pada kasus menopause
6) PCOS
– polycystic ovarian syndrome
7) Penderita tumor ovarium dari jenis
granulosa theca cell tumor
Pemeriksaan
:
Pada
penderita perdarahan uterus abnormal yang disertai dengan faktor resiko harus
dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan hiperplasia endometrium :
salah satunya yaitu Pemeriksaan ultrasonografi. Pada wanita pasca menopause
ketebalan endometrium pada pemeriksaan ultrasonografi transvaginal kira kira
< 4 mm. Untuk dapat melihat keadaan dinding cavum uteri secara lebih baik
maka dapat dilakukan pemeriksaan hysterosonografi dengan memasukkan cairan
kedalam uterus
b. Adenocarsinoma
dari corpus uteri
Lebih sering terjadi pada wanita yang tidak kawin dan
nuliparra. Faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh ialah geografi, status
rasial, atau ethnik. Rata-rata penderita berumur 57 tahun.
Terdapat 2 bentuk :
1)
Bentuk diffus
Pada bentuk ini sebagian besar permukaan endometrium
dikenai. Bentuknya menyerupai polip dengan permukaan yang mengalami ulcerasi
dan nekrosis. Pada stadium lebih lanjut lapisan myometrium dapat dikenai dengan
penetrasi ke serosa berbentuk benjolan-benjolan.
2)
Bentuk terbatas
Hanya sebagian kecil permukaan endometrium yang dikenal,
walaupun disertai dengan penyebaran yang luas ke myometrium.
c. Myoma
uteri
Myoma uteri (benjolan pada dinding
rahim)
Pada wanita hamil. myoma akan bertambah besar karena pengaruh hormon estrogen. Hal ini dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah yang akhirnya mengakibatkan terjadinya perdarahan. Jika myoma terpelintir akan menyebabkan nyeri perut yang hebat. Persalinan dapat dilakukan secara normal atau dengan jalan operasi tergantung keadaan myoma tersebut.
Pada wanita hamil. myoma akan bertambah besar karena pengaruh hormon estrogen. Hal ini dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah yang akhirnya mengakibatkan terjadinya perdarahan. Jika myoma terpelintir akan menyebabkan nyeri perut yang hebat. Persalinan dapat dilakukan secara normal atau dengan jalan operasi tergantung keadaan myoma tersebut.
d. Adenomyosis
Adalah suatu kelainan benigna pada uterus, dimana terjadi
invasi dari jaringan endometrium kelapisan myometrium. Pembesaran uterus pada
adenomyosis bersifat difus, tidak berbenjol-benjol seperti pada myoma uteri.
Dinding uterus menebal terutama sering mengenai dinding belakang. Pembesaran
uterus biasanya tidak terlalu besar tetapi jenis ini sering terjadi
bersama-sama myoma uteri. Adenomyosis sering dianggap sebagai polyp yang
tumbuuhnya terbalik. Gejal yang sering terjadi ialah menorrhagi dan
dysmenorrhoe yang sering bertambah parah apabila berumur lebih dari 50 tahun.
e. Sarcoma
uteri
Jarang terjadi. Frekuensinya 15% dari seluruh tumor ganas
uterus. Walaupun jarang tetapi dianggap penting karena mudah menyebar secar
hematogen ke paru-paru dan hepar. Sarcoma uteri terdiri dari 6 jenis yaitu :
1)
Leimyosarcoma
2)
Sarcoma mesenchymal
3)
Sarcoma pembuluh darah
4)
Lymphoma
5)
Unclassified
6)
metastatic
f. choriocarcinoma
sering terjadi setelah mola hidatidosa. Dengan gejala
riwayat mola hidatidosa, abortus, metrorrhagia, dll.
7.
Tumor ovarium
a.
Tumor ovarii yang benigna
1)
Kistik
a)
Non neoplastik
(1)
Follikel
Berasal dari follikel
yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi. Bila mencapai ukuran yang
besar dapat memberikanras penuh dan tidak enak paada daerah yang dikenai.
Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi.
(2)
Lutein
Dapat terjadi pada
kehamilan. Berasal dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang
corpus selalu terjadi pada masa vascularisasi. Gejalanya seperti kehamilan
ektopik, haid sering terlambat, perdarahan sedikit tapi terus-menerus, dan
disertai rasa sakit pada bagian perut bawah.
(3)
Stein-leventhal
Biasanya kedua ovarium
membesar dan bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna keabu-abuan, dan
berdinding tebal.
(4)
Endometrial
(5)
Peradangan tuba ovarial
(6)
Inclusion germinal
b)
Neoplastik
(1)
Cystadenoma mucinosum
Dapat mencapai ukuran
yang sangat besar. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau bentuk tidak
teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau kebiru-biruan. Bila
terjadi perlekatan maka ini disebabkan oleh peradangan dan bukan oleh keganasan. Umumnya berisi
cairan yang jernis kadang sangat kental, dan berisi mucin.
(2)
Cystadenoma serosum
Jenis ini sering
terjadi tetapi ukurannya jarang sampai besar.dinding luarnya dapat menyerupai
kista mucinosum, tetapi pada beberapa kasus terlihat pertumbuhan yang
papillomateus yang kadang-kadang menyerupai gambaran bloemkool.
(3)
Dermoid
Tumor ini merupakan
bagian dari teratoma ovarii. Bedanya ialah bahwa tumor ini bersifat kistik,
jinak, dan elemen yang menonjol ialah ektodermal. Kista ini jarang mencapai
ukuran yang besar.
2)
Solid
a)
Fibroma
Tumor ini jarang
ditemukan. Dapat berupa benjolan kecil pada permukaan atas dalam jaringan
ovarium sendiri, atau dapat pula mempunyai ukuran yang besar sekali, sehingga
mengisi seluruh cavum abdominalis, biasanya unilateral. Tumor ini bersifat
keras.
b)
Lymphangioma
c)
Mesothelioma
d)
Ostheochondroma
e)
Brenner
b.
Tumor ovari yang maligna
1)
Kistik
a)
Cystadenocarcinoma mucinosum
Umumnya mengenai
seluruh jaringan ovarium. Sel-selnya masih tetap mempunyai sifat mucoid,
sehingga kita sering menemukan ruang-ruangan kecil yang berisi cairan
gelatinosa.
b)
Cystadenocarcinoma serosum
Merupakan jenis ganas
dari cystadenoma serosum. Lebih sering terjadi dan hampir selalu tampak
gambaran papilliferum.
c)
Epidermoid carcinoma dari kista dermoid
Biasanya merupakan
carsinoma epidermoid, oleh karena berasal dari unsur-unsur yang menyerupai
kulit.
2)
Solid
a)
Carsinoma
Sering terjadi. Disini
tidak tampak gambaran kelenjar, biasanya berjenis papilleterum, medullair,
alveolair, atau scirrus. Ukuran tumor ini berlainan. Tampak permukaan yang
berbintik-bintik, keabu-abuan tetapi sering juga menyerupai jaringan otak,
disertai ruang-ruangan yang terbentuk oleh karena adanya nekrose.
b)
Endometrioid carsinoma
c)
Mesonephroma
Tumor jenis dari ovarium
yang berasal dari ductus mesonephros. Tumor ini berbentuk tubulus, dan
lumen-lumennya dilapisi epitel kubis yang pendek kadang-kadang disertai
penonjolan intraluminal.
c.
Tumor maligna yang lain (jarang)
1)
Teratoma
2)
Chorionephithelioma
3)
Sarcoma
4)
Lymphoma
5)
melanoma
d.
Tumor dengan potensi endoktrin
e.
Metastatik
8.
Carcinoma cervix uteri
Penyakit jenis ini merupakan jenis
penyakit carsinoma urutan pertama di Indonesia. Usia terbanyak terjadi pada
usia 45-50 tahun. 90% jenis squamosa dan 10% adenocarcinoma atypia (nucleus
berbeda dg Metaplasia squamosa pada columnar juction, carcinoma insitu sel
normal, sitoplasma mengecil).Penyebab- penyabab terjadinya carsinoma cervix
uteri antara lain:
a.
Coitarche <= 16 tahun ( 5x dibanding 24 th)
b. Tingginya
paritas
c. Jarak
persalinan pendek
d. Aktifitas
seksual berganti pasangan
e. Suami
tak disunat
f. Merokok
g.
Sosek rendahGejala dan tanda:
a.
Keputihan berbau busuk (vaginal discharge)
b. Contact
bleeding
c. Perdarahan
spontan
d. Anemia
e.
gagal ginjal, obstruksi usus, obstruksi traktus
urinaria.
Penanganan:
a.
Operatif
b. Radiotherapi
c.
Kemoterapi
C. Kelainan pada organ reproduksi wanita
1. Fistula Genitalia
Terjadinya hubungan antara traktus
genitalia dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal. Dapat ditemukan satu
atau gabungan dua kelainan secara bersamaan. Atau Keadaan dimana terjadi hubungan luar biasa antar traktus genitalis dan
traktus urinalis / traktus intestinalis yg terjadi dari fistel kencing dan
fistel tinja
a.
Penyebab :
1)
Fistel
obstetris; terjadi karena persalinan yg menimbulkan robekan.
2)
Fistel ginekologis; terjadi karena peny ginekologi
seperti karsinoma, operasi, penyinaran,
3)
Fistel Traumatis; terjadi karena trauma ( abortus
kriminalis )
b.
Tanda
dan Gejala
Air kencing terus menerus mengalir,
menimbulkan bau ,genitalia eksterna selalu basah. Haid terganggu, amenorrhea skunder. Wanita tdk dapat berfungsi lagi
sebagai seorang wanita. Kulit sekitas anus tebal. Infeksi pada jalan lahir.
Pada pemeriksaan spekulum terlihat didnding vesika menonjol keluar. Flatus dari
vagina ,keluar cairan dari rectum.
c. Patofisiologi
1) Sebab Obstetrik :
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada iskemi kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit®partus lama kejadian ini sering ditemukan di®oleh alat pada persalinan buatan negara berkembang, dengan pelayanan rujukan yang sulit dijangkau, terbanyak berupa fistula urogenital
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada iskemi kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit®partus lama kejadian ini sering ditemukan di®oleh alat pada persalinan buatan negara berkembang, dengan pelayanan rujukan yang sulit dijangkau, terbanyak berupa fistula urogenital
2) Sebab Ginekologik :
a) proses keganasan, radiasi, trauma
operasi atau kelainan kongenital
b) lebih jarang, kecuali ®di negara maju, fistula akibat
proses ginekologis tersering
c) paling banyak adalah fistula
vesikovaginal pasca histerektomi.
Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh klem atau terikat oleh jahitan.
Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh klem atau terikat oleh jahitan.
d. Klasifikasi:
Tergantung pada lokalisasi kebocoran:
Tergantung pada lokalisasi kebocoran:
1) Fistula yang berhubungan dengan tr.
Urinarius
a) Vesikovagina
b) f. uretrovagina
c) f. ureterovagina
d) f. vesikouterina
e) f. uretrovesikouterina
f) f. multipel
Diagnosis :
Anamnesis:
Anamnesis:
a) Keluhan kencing dari vagina, ‘ngompol’
atau inkontinensia urin
b) Onset gejala :
Cepat, bila akibat robekan/tertembus/tergunting, ditandai hematuri
Onset lebih lambat (7-14 hari) bila diakibatkan penekanan yang menimbulkan iskemi-nekrosis
Cepat, bila akibat robekan/tertembus/tergunting, ditandai hematuri
Onset lebih lambat (7-14 hari) bila diakibatkan penekanan yang menimbulkan iskemi-nekrosis
c) Dari jenis keluhan terbanyak dapat
diduga terjadi f.vesikovagina
Hubungan kelainan pola miksi dengan
lokasi fistula:
a) Ngompol terus menerus, dan pasien
tidak pernah ingin miksi lagi, menandakan kebocoran dari kandung kemih. Jika
disertai ‘menouria’ dipastikan jenis fistel vesikouterina
ureterovagina
ureterovagina
b) Ngompol terus sedikit-sedikit tapi
masih ingin miksi, maka kebosoran dari salah satu ureter
c) Tidak ngompol, tapi kencing keluar
dari vagina, kebocoran pada uretra distal. Tapi jika mengenai bagian sfingter,
ngompol terus
Pemeriksaan Fisik :
a) Inspekulo, jika ukuran fistula cukup
besar atau mengisi kandung kencing dengan biru metilen dan tempat keluarnya
larutan diidentifikasi
b) Cara lain : setelah pengisian
kandung kemih dengan biru metilen, dipasang tiga buah tampon, disimpan pada
vagina, pasien diminta berjalan, kemudian tampon dikeluarkan. Dilihat tampon mana
yang terwarnai
c) Pemeriksaan dengan kateter/sonde
d) Pemeriksaan radiologis, IVP,
sistografi
e) Pemeriksaan endoskopi, sistoskopi
2) Fistula yg berhubungan dg saluran
pencernaan:
a) f.rektovagina, terletak pada jarak
> 3 cm proksimal dari sfingter ani eksterna