Donor Darah dan Risiko Penyakit Jantung Koroner
Donor darah merupakan proses pengambilan sebagian darah yang kita miliki yang disumbangkan dan disimpan di bank darah yang sewaktu-waktu dapat dipakai untuk transfusi darah. Donor darah tidak hanya memberikan manfaat bagi orang yang membutuhkan, tetapi juga memberikan manfaat bagi pendonornya.
Darah, terutama sel darah merah merupakan sel yang mengandung hemoglobin yang terbentuk dari zat besi, yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis kelamin dan usia. Laki-laki dewasa membutuhkan 8.5 mg/hari dan wanita dewasa usia subur membutuhkan 18.9 mg/hari. Kebutuhan zat besi dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari sumber hayati (zat besi nonheme) dengan ketersediaan hayati 2-3% dan sumber hewani (zat besi heme) dengan ketersediaan hayati 20-23%.
Kenyataan bahwa zat besi nonheme yang agak sulit diserap sebenarnya justru menguntungkan karena zat besi yang terlalu mudah diserap apabila dikonsumsi secara berlebihan, seperti zat besi heme yang berasal dari daging, justru akan menumpuk dalam tubuh dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Zat besi yang menumpuk akan meningkatkan radikal bebas di dalam tubuh dan dapat mengoksidasi kolesterol. Kolesterol yang teroksidasi tersebut akan mengendap di dinding pembuluh darah. Oksidasi kolesterol yang mengendap di pembuluh darah akan menimbulkan plak (atherosclerosis) yang merupakan cikal bakal timbulnya penyakit jantung koroner.
Wanita yang masih mengalami menstruasi atau haid, memiliki risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah dibandingkan dengan kaum pria. Hal ini dikarenakan wanita yang mengalami menstruasi akan secara teratur membuang darah (zat besi), sedangkan para kaum pria tidak mengalami pembuangan darah (zat besi). Agar tidak terjadi penimbunan zat besi yang berlebihan, maka dianjurkan untuk melakukan donor darah secara teratur yakni setiap 3-6 bulan sekali.
Dengan melakukan donor darah secara rutin, regenerasi darah akan berlangsung lebih cepat, oksidasi kolesterol menjadi lebih lambat. Selain itu, aliran darah juga menjadi lebih lancar dan mampu mencegah penimbunan lemak dan hasil oksidasi kolesterol pada dinding pembuluh darah jantung. Hal ini dapat mengurangi risiko timbulnya penyakit jantung koroner.
Penelitian menyebutkan bahwa kegiatan donor darah yang rutin dapat menurunkan risiko kejadian serangan jantung sampai 1/3 kali, terutama pada pria. Beberapa keuntungan lain dari donor darah rutin berdasarkan beberapa penelitian lain adalah menurunkan stres oksidatif di dalam tubuh, menurunkan kejadian resistensi insulin, serta meningkatkan kadar HDL ( kolesterol baik).
No comments:
Post a Comment