Tuesday, 18 August 2015

Penyakit Bisul

Bisul (bahasa Latinabscessus) adalah sekumpulan nanah (neutrofil mati) yang telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksisesuatu (umumnya karena bakteri atau parasit) atau barang asing (seperti luka tembakan/tikaman). Bisul adalah reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya barang asing di tubuh. 
Bisul biasa terjadi pada bagian lipatan tubuh seperti pada ketiak atau lipatan pangkal paha, namun bisa juga terjadi pada bagian permukaan kulit lainnya seperti pantat, muka, leher atau bagian lainnya.

Beberapa cara untuk mencegah timbulnya bisul :
  • Biasakan untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dengan mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, terutama untuk bagian yang rentan terkena bisul seperti ketiak atau bagian pangkal paha.
  • Pilihlah pakaian yang nyaman digunakan serta dapat meyerap keringat agar terhindar dari jamur sehingga meminimalisir terjadinya infeksi serta penularannya.
  • Memilih menu makanan yang tepat dan sehat serta pola makan yang benar agar terhindar dari bermacam penyakit.
  • Selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai macam penyakit. 
Beberapa macam bisul:
  1. Hidradenitis Suppurativa, bisul ini biasanya muncul pada daerah lipatan seperti ketiak dan pangkal paha, penyebabnya adalah karena terjadinya peradangan pada kelenjar keringat dan bersifat lokal.
  2. Akne Kista, bisul ini biasanya muncul pada daerah kulit yang banyak mengandung minyak seperti pada wajah, penyebabnya adalah karena terjadinya penyumbatan pada kelenjar minyak yang terinfeksi oleh bakteri.
  3. Kista Pilonidal, bisul ini biasanya muncul pada daerah pantat, penyebabnya adalah karena terjadinya infeksi pada folikel rambut serta diperparah dengan adanya gesekan, tekanan dan iritasi maka bisul ini semakin meradang.

Cara mengatasi bisul:
  1. Untuk bisul yang baru timbul sebaiknya segera diobati, kalau bisa jangan sampai bisul menjadi matang karena akan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan kulit.
  2. Jika bisul masih tergolong ringan maka bisa disembuhkan dengan mengoleskan salep antibiotik, dan salep ini sangat efektif untuk mengatasi bisul.
  3. Jika bisul sudah membesar dan agak dalam selain salep antibiotik maka diperlukan juga obat antibiotik yang diminum.
  4. Obat penisilin bisa menjadi pilihan namun ada efek negatifnya jika menggunakan penisilin karena bakteri seperti staphylococcus aureus penyebab bisul akan mengeluarkan enzim sehingga penisilin tidak akan berfungsi dengan baik malah bakteri tersebut menjadi resisten terhadap penisilin selain itu obat ini seringkali menimbulkan reaksi alergi.
  5. Jika bisul sudah mengeluarkan mata nanah sebaiknya dibawa ke dokter untuk mengeluarkan nanahnya dengan menggunakan pisau yang steril, hindari memecah bisul sendiri dengan memencetnya karena akan mengakibatkan rusaknya jaringan kulit sehingga mengakibatkan luka parut dan tak mungkin akan normal kembali.
  6. Hindari menggaruk bisul dengan kuku karena bakteri penyebab bisul akan dengan mudah menular.
  7. Jika bisul seringkali muncul atau berulang sebaiknya periksakan ke dokter karena ada kemungkinan terkait dengan penyakit lainnya seperti diabetes.

Cara Mengobati Bisul Yang Sudah Pecah

  • Cuci dengan sabun antibakteri
  • Cara mengobati bisul dengan cepat dengan mengoleskan bisul menggunakan krim antibakteri lalu dibalut rapi. Saat melakukan langkah ini, Anda harus selalu memastikan jika kassa pembalut berada dalam keadaan bersih dan kering, artinya tidak ada cairan bisul yang keluar dan membasahi kassa pembalut, jika basah harus segera diganti.
    Krim serta salep antibakteri dibuat khusus untuk membantu mengobati bisul, sudah tersedia dengan sangat banyak di berbagai apotek atau toko obat di sekitar Anda. Aplikasikan salep atau krim antibakteri ini secara teratur sampai bisul Anda sembuh.

OBAT ANTIBIOTIK UNTUK BISUL

Banyak yang menganggap remeh bisul. Karenanya, bisul sering dibiarkan, menunggu sampai “matang”. Dan setelah matang, pengobatan yang dilakukan adalah di sodet hingga pecah dan nanah dikeluarkan. Ini tentu pengobatan yang tidak tepat.
Adanya nanah dapat menimbulkan rongga di dalam kulit. Bisa jadi rongga ini besar sehingga setelah bisul sembuh, akan timbul bekas luka berupa lekukan di kulit. Dari sisi estetika, tentu hal ini tidak diharapkan.
Pengobatan bisul sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Karena penyebab bisul adalah infeksi bakteri, maka digunakan obat antibiotik. Salah satu obat bisul yang populer adalah ichtyol salep merupakan obat klasik untuk bisul. Namun obat ini merupakan nantiseptik lemah dan beraroma tida sedap sehingga saat ini mulai tergeser penggunaannya.

Gentamicin (Sagestam, Genoint, Garamycin) krim maupun salep merupakan obat yang cukup efektif mengatasi infeksi staphilococcus penyebab bisul. Gentamicin bekerja dengan cara menghambat sintesa protein bekateri malalui pengikatan unit 30s ribosom yang akan menghentikan sintesis protein bakteri. Gentamicin merupakan antibiotik yang mudah diserap dalam kulit sehingga mempunyai aksi cepat mengatasi bisul. Selain gentamicin, asam fusidat (fucidic acid) merupakan antibiotik yang juga efektif. Asam fusidat (Fusycom) bekerja dengan cara menghambat replikasi bakteri dan bersifat bakteriostatik.
Apabila obat topikal tida mencukupi, maka dapat digunakann antibiotik oral seperti amoksisilin (Amoxsan, Kalmoxillin) yang diminum 3 kali sehari 1 tablet. Klindamisin (Clinmas, Climadan, Clinjos) yang diminum 2 kali sehari 1 kapsul juga efektif danmemiliki kemampuan yang baik dalam menembus jaringan lunak dan nanah. Jika bakteri tersebut resisten, maka dapat digunakan antibiotik yang lebih kuat seperti flucloxacillin (Floxabiotic, Floxapen) atau dicloxacillin yang merupakan antibiotik anti staphilococcus.

Sunday, 11 January 2015

Manfaat Donor Darah Bagi Tubuh

Donor Darah dan Risiko Penyakit Jantung Koroner

Donor darah merupakan proses pengambilan sebagian darah yang kita miliki yang disumbangkan dan disimpan di bank darah yang sewaktu-waktu dapat dipakai untuk transfusi darah. Donor darah tidak hanya memberikan manfaat bagi orang yang membutuhkan, tetapi juga memberikan manfaat bagi pendonornya.
Darah, terutama sel darah merah merupakan sel yang mengandung hemoglobin yang terbentuk dari zat besi, yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis kelamin dan usia. Laki-laki dewasa membutuhkan 8.5 mg/hari dan wanita dewasa usia subur membutuhkan 18.9 mg/hari. Kebutuhan zat besi dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari sumber hayati (zat besi nonheme) dengan ketersediaan hayati 2-3% dan sumber hewani (zat besi heme) dengan ketersediaan hayati 20-23%.
Kenyataan bahwa zat besi nonheme yang agak sulit diserap sebenarnya justru menguntungkan karena zat besi yang terlalu mudah diserap apabila dikonsumsi secara berlebihan, seperti zat besi heme yang berasal dari daging, justru akan menumpuk dalam tubuh dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Zat besi yang menumpuk akan meningkatkan radikal bebas di dalam tubuh dan dapat mengoksidasi kolesterol. Kolesterol yang teroksidasi tersebut akan mengendap di dinding pembuluh darah. Oksidasi kolesterol yang mengendap di pembuluh darah akan menimbulkan plak (atherosclerosis) yang merupakan cikal bakal timbulnya penyakit jantung koroner.
Wanita yang masih mengalami menstruasi atau haid, memiliki risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah dibandingkan dengan kaum pria. Hal ini dikarenakan wanita yang mengalami menstruasi akan secara teratur membuang darah (zat besi), sedangkan para kaum pria tidak mengalami pembuangan darah (zat besi). Agar tidak terjadi penimbunan zat besi yang berlebihan, maka dianjurkan untuk melakukan donor darah secara teratur yakni setiap 3-6 bulan sekali.
Dengan melakukan donor darah secara rutin, regenerasi darah akan berlangsung lebih cepat, oksidasi kolesterol menjadi lebih lambat. Selain itu, aliran darah juga menjadi lebih lancar dan mampu mencegah penimbunan lemak dan hasil oksidasi kolesterol pada dinding pembuluh darah jantung. Hal ini dapat mengurangi risiko timbulnya penyakit jantung koroner.
Penelitian menyebutkan bahwa kegiatan donor darah yang rutin dapat menurunkan risiko kejadian serangan jantung sampai 1/3 kali, terutama pada pria. Beberapa keuntungan lain dari donor darah rutin berdasarkan beberapa penelitian lain adalah menurunkan stres oksidatif di dalam tubuh, menurunkan kejadian resistensi insulin, serta  meningkatkan kadar HDL ( kolesterol baik).